Saturday, December 18, 2010

Kopi dapat menurunkan Kadar Gula Dalam Darah.

Beberapa dari jenis makanan dan minuman dapat berkhasiat sebagai peredam penyakit yang diderita. Salah satunya adalah dengan meredam kelebihan kadar gula darah dengan minum kopi sebelum makan atau saat perut kosong. Tentu saja, bagi anda yang tidak memiliki masalah dengan lambung. Demikian menurut penelitian dan hasil riset dari Alan L Rubin, M D, assistant clinical professor di University of California San Francisco School of Medicine, penulis Diabetes for Dummies.

Menurut studi-studi USDA dan studi lainnya, minum secangkir kopi sebelum makan, atau saat perut sedang kosong dapat berguna menurunkan kadar gula darah turun sampai dengan 50%. Khasiat ini bisa saja berlangsung sampai sepanjang hari. Para periset ini menduga, kopi yang kaya phenols dan antioksidan-antioksidan lainnya itu dapat meningkatkan produksi insulin, yakni suatu hormon yang berfungsi membantu tubuh mempertahankan kadar gula darah.

Selain itu, campuran dari nutrien ini dapat meningkatkan respons dari sel-sel terhadap insulin, sehingga hormon dapat berfungsi pada efisiensi puncak. Sebagai bonus, minumlah secangkir kopi sebelum anda sarapan pagi, ini juga dapat membantu anda menurunkan kelebihan berat badan, salah satu faktor resiko diabetes yang sudah terbukti dengan menekan nafsu makan sampai sebanyak 35%. Anda bisa saja memilih strategi lainnya, jikalau anda memang bukan penggemar kopi atau jika anda bermasalah dengan lambung.

Good News bagi Pengagum Coklat!! Flavonoids Coklat Baik Untuk Jantung.

Flavonoids Coklat Baik Untuk Jantung

Ini mungkin merupakan sebuah kabar baik terutama bagi para penggemar coklat. Carl Keen, ahli gizi dari Universitas California mengatakan bahwa coklat mengandung flavonoids yang baik untuk jantung.

Keen menjelaskan flavonoids merupakan komponen yang dapat membantu memelihara kesehatan jantung, sirkulasi darah dan mengurangi pembekuan darah yang dapat menyebabkan serangan jantung dan stroke.

Lebih jauh, kata Keen, konsumsi coklat yang kaya flavonoids akan memiliki pengaruh positif terhadap kardiovaskular. “Kami tidak hanya meneliti peningkatan kapasitas antioksidan setelah mengkonsumsi coklat, tetapi juga pengaturan komponen tertentu yang berpengaruh pada pembuluh darah,” lanjutnya.

Antioksidan merupakan suatu partikel yang dapat mengurangi efek perusakan sel secara radikal dalam tubuh. Buah-buahan, sayuran, kacang-kacangan dan semua biji-bijian adalah makanan yang mengandung antioksidan tinggi.

Flavonoids dalam coklat berasal dari biji coklat yang kaya flavonoids. Beberapa penelitian menunjukkan sebatang coklat pekat mengandung flavonoids setara dengan 6 buah apel, 4,5 cangkir teh, 28 gelas anggur putih dan 2 gelas anggur merah.

Namun dilain sisi, Dr Harold Schmitz mengatakan ada variasi tingkat flavonoids dalam coklat dan produk biji coklat tergantung proses produksi. Flavonoids diperkirakan dapat mengurangi penyakit kardiovaskular, sebagai peringkat teratas penyebab kematian dibanyak negara industri, tetapi cokelat juga memiliki tingkat lemak dan gula yang tinggi.

The British Heart Foundation menjelaskan bahwa buah-buahan dan sayuran mengandung tingkat flavonoids lebih tinggi termasuk beberapa makanan bergizi lain dan menyarankan untuk menikmati sedikit coklat secara teratur. Tetapi yakinkan diri Anda untuk memakan setidaknya lima potong buah-buahan dan sayuran setiap hari untuk memperoleh flavonoids yang Anda butuhkan tanpa mengandung lemak

Sakit Tenggorokan, Perlukah diberikan Antibiotika?

Sakit tenggorokan rasanya pernah dialami oleh setiap orang, termasuk juga anak-anak. Dan bila kita pergi berobat, hampir semuanya akan mendapat antibiotika. Tapi apakah antibiotika memang perlu diberikan? apakah memang penyebab sakit tenggorokan itu adalah kuman atau bakteri dan bukannya virus?

Bila penyebabnya adalah virus, maka tidak ada gunanya diberikan antibiotika. Karena antibiotika tidak dapat untuk membunuh virus. Penggunaan antibiotika yang tidak rasional, bukan saja tidak menyembuhkan sakit tenggorokan, tapi akan membuat kuman kebal atau resisten terhadap antibiotika, demikian menurut sumber dari The Journal of the American Medical Association.

Salah satu penyebab diberikannya antibiotika, mungkin dikarenakan sulit untuk menentukan apakah benar sakit tenggorokan yang sedang diderita itu disebabkan oleh kuman dan bukan karena virus, tanpa melakukan pemeriksaan laboratorium. Dan lagi, apakah kita mau meninggalkan ruang praktek dokter tanpa mendapatkan resep obat?

Sebenarnya, penyebab sakit tenggorokan diperkirakan 80% disebabkan oleh virus dan hanya sekitar 10-20% disebabkan oleh kuman streptokokus. Tapi bagaimana caranya membedakan penyebabnya itu, karena pengobatan yang akan diberikan akan berbeda sesuai dengan penyebabnya. Ini suatu hal yang sulit, karena sering keduanya tidak menunjukkan gejala yang berbeda.

Gejala yang ditunjukkan seringkali sama, seperti nyeri menelan diikuti dengan batuk, demam, pilek dan pembesaran kelenjar getah bening. Walaupun pada beberapa orang, sekitar 10%, dapat ditemukan gejala klasik dari kuman streptokokus seperti nyeri hebat saat menelan, terlihat bintik-bintik putih, bernanah pada kelenjar amandelnya, disertai pembesaran kelenjar amandel. Bila sakit tenggorokan ini disertai dengan kemerahan pada kulit, kemungkinan ini penyakit Demam Skarlatina yang sering mengenai anak-anak, antara umur 5 -11 tahun, yang memerlukan pengobatan antibiotika.

Bila sakit tenggorokan, penyebabnya adalah virus, maka antibiotika tidak diperlukan dan tidak akan menyembuhkan. Sebaliknya, pemberian antibiotika dapat menimbulkan resistensi atau kekebalan kuman terhadap antibiotika. Saat kuman telah kebal terhadap antibiotika tersebut, bila antibiotika kita gunakan, akan tidak ampuh lagi dalam membunuh kuman.

Akibatnya, penyakit yang diderita tidak akan sembuh. Di pihak lain, bila penyebabnya adalah kuman streptokokus dan tidak mendapat antibiotika yang memadai maka penyakit akan bertambah parah dan kuman dapat menyerang katup jantung sehingga menimbulkan penyakit Demam Rhematik.

Panduan baru dari dokter di Amerika untuk mengatasi hal ini adalah, bila sakit tenggorokan ini tidak berat, disertai dengan pilek, batuk dan mungkin nyeri otot, tapi tidak ada demam, cobalah untuk menunggu beberapa hari untuk melihat apakah gejalanya terlihat membaik. Sementara itu cobalah untuk istirahat, dan mengkonsumsi makanan bergizi.

Bila gejala membaik, kemungkinan besar penyebabnya adalah virus yang tidak memerlukan pengobatan antibiotika. Tapi bila gejala bertambah buruk, segeralah ke dokter. Dan bila anda mendapat resep antibiotika, belilah seluruhnya dan minum secara teratur hingga seluruh jumlah antibiotika yang diresepkan habis. Ini untuk mencegah anda kebal bila diobati antibiotika nantinya.

Hati-hati Lemak di Perut Anda!!

Kelebihan berat badan diketahui dapat memicu timbulnya berbagai penyakit di tubuh. Lemak berlebih yang ada disekitar perut memicu produksi sel imun 'pro-inflamasi' yang meningkatkan peradangan dalam tubuh.

Karenanya jika seseorang berhasil menurunkan berat badan, lemak di perut akan berkurang sehingga produki sel imun 'pro inflamasi akan menurun dan kekebalan tubuh juga akan meningkat.

Sistem kekebalan tubuh terdiri dari berbagai macam sel yang dapat melindungi tubuh dari serangan bakteri, virus dan kuman lainnya. Sel-sel ini harus hidup berdampingan dalam keseimbangan tertentu agar kesehatan seseorang bisa dipertahankan dengan baik.

Tapi banyak faktor yang bisa mempengaruhi kemampuan sistem imun ini seperti kelebihan lemak tubuh. Jika hal ini terjadi, maka tubuh akan menciptakan jenis sel kekebalan yang dapat merugikan dan bukan melindungi tubuh.

Para ilmuwan telah mengetahui bahwa kelebihan lemak tubuh, khususnya lemak perut dapat memicu produksi dari sel imun 'pro-inflamasi' yang bersirkulasi dalam darah dan meningkatkan peradangan dalam tubuh.

Salah satu contoh peradangan kronis telah dikaitkan dengan penyakit arteri koroner dan masalah kesehatan lainnya. Selain itu sel imun yang menyebabkan radang dikenal dengan makrofag juga aktif dalam jaringan lemak.

Warning!!! Bahaya Stres Bagi Perempuan..

Stres terus menerus di tempat kaerja atau di rumah kemungkinan lebih berbahaya untuk perempuan daripada lelaki. Perempuan lebih sensitif terhadap efek stres kronik. Secara umum dikatakan, perempuan merespon secara lebih kuat terhadap stres akut dibanding lelaki.

Jika ditangani secara tepat oleh tubuh, stres dapat mempunyai implikasi bermanfaat dalam menyiapkan organisme untuk respon lari atau lawan. Tapi di bawah kondisi tegang kronik saat hormon ini diproduksi secara ekstrim, stres dapat membahayakan tubuh.

Sebagai contoh, paparan kadar tinggi hormon stres dapat menyebabkan garis pinggang lebih besar yang merupakan faktor resiko mayor penyakit jantung dan mengganggu kemampuan sistem imun memerangi penyakit dan infeksi.

Penyakit serius seperti mayor, gelisah dan disfungsi autoimun, semua dikaitkan dengan perbedaan kadar glucocorticoids yang lebih tinggi (hormon stres) lebih umum pada perempuan dibanding lelaki.

Para periset mengatakan, pemahaman yang lebih baik pada perbedaan cara lelaki dan perempuan merespon terhadap stres dapat menghasilkan obat yang lebih baik untuk memerangi penyakit yang berkaitan dengan stres yang mempengaruhi perempuan.

Jadi anda harus mulai mewaspadai terhadap penyakit ini dan jangan sampai anda menyesal
kemudian.

Menulis secara Teori..

First:
Menulis adalah sebuah tindak kreatif. Menulis adalah sebuah refleksi pemikiran. Menulis adalah sebuah pengungkapan rasa. Menulis adalah sebuah amal nyata. Menulis adalah menulis. Sebuah kata yang terdiri dari dua morfem, me dan tulis. Dua morfem dengan kategori yang berbeda. Me adalah morfem terikat dan tulis adalah morfem bebas. Me sebagai morfem terikat adalah bermakna (implisit) aktif; tulis adalah morfem bebas yang (eksplisit) imperatif. Me tidak memiliki makna tanpa berpadu dengan kata dasar. Karena itu, me adalah sebuah eksistensi implisit, tak kasat, gaib, atau ruhi. Sedangkan tulis adalah sebuah kata dasar yang sejak dikonvensikan telah memiliki arti mandiri, bahkan arti tersebut memiliki makna imperatif atau perintah. Makna yang nyata, bergerak, progresif, dan kreatif. Karena itu, kata tulis adalah merujuk pada sebuah bukti nyata.
Berdasar pada pemikiran tersebut, maka tidak akan ada sebuah tulisan tanpa adanya eksistensi dua hal: Semangat, ruh, visi, misi, atau niat yang kuat dan gerak, kreativitas, atau amal nyata. Seseorang akan dengan mudah dan antusias menulis bila kedua hal tersebut hadir dengan seimbang. Bila tidak, seseorang akan menganggap menulis sebagai pekerjaan yang amat berat. Jadi, tanamkan niat yang kuat lewat visi, misi, dan (atau) kecemburuan budaya untuk kemudian beranjak menggoyangkan pena atau menghentak tuts komputer.
Second:
Menulis adalah sebuah amal nyata. Menulis bukan sebuah amal tanpa produk. Karena itu, menulis adalah sebuah produktivitas. Dan Islam menganjurkan manusia untuk produktif bahkan keimanan pun tidak sempurna tanpa produk berupa amal shaleh. Kesempurnaan makna iman adalah mencakup tiga hal, yaitu tekad hati, ikrar verbal, dan pelaksanaan lewat pergerakan atau aktivitas. Sebab itu, menulis adalah sebuah tindak nyata dari sebuah gerak hati.
Budaya lisan memang masih kuat berakar pada kebudayaan kita sehingga gosip menjadi (seolah-olah) sebuah karya nyata. Karenanyalah, kecenderungan masyarakat pada budaya literat sangatlah jauh. Belum lagi ditambah serangan budaya pandang-dengar lewat televisi dan film-film. Semakin sempurnalah mitos yang berkembang, bahwa menulis adalah sebuah pekerjaan sulit, bahwa menulis adalah aktivitas yang dikhususkan untuk kalangan tertentu saja, bahwa menulis adalah sebuah entitas rumit yang sulit sekali ditelusuri dan dijangkau. Dan bahwa berbicara adalah sebuah tindak penuh prestise. Padahal kita tahu al-Qur’an dan Al-Hadits menganjurkan untuk menindaklanjuti tindak bicara dengan amal nyata. Dan menulis adalah sebuah amal nyata.
Lalu apa yang harus kita lakukan? Tentu saja pertama-tama kita harus menyadari tentang urgensi menulis pada pembangunan peradaban ummat. Tentu saja kita harus melihat sejarah tentang betapa kejayaan Islam dibangun (juga) oleh budaya menulis para ulama dan masyarakatnya. Dan tentu saja kita harus meraba diri, bahwa kita harus bangkit dan menjadi istimewa sebagai subjek bukan objek. Dan menulis adalah sebuah kata kerja yang membuat seseorang yang melakukannya menjadi subjek.
Seseorang menjadi subjek dengan menulis karena dia belajar berpendapat dan mempertanggungjawabkannya. Selain itu, karena dia berusaha mengungkapkan perasaannya untuk sebuah perubahan. Dia tidak diam saja dengan ketidaksepakatan dan ketertekanan. Dia berteriak dengan menulis. Dia eksis dengan menulis. Dia ada karena dia menulis. Perlu ditekankan di sini, bahwa kita bisa membaca dan belajar pemikiran dan gagasan seseorang dari tulisan mereka. Karena menulis adalah sebuah penanda keberadaan. Jadi, menurut saya, dengan sebuah kesadaran menjadi subjek seseorang akan mudah berkeinginan untuk menulis dan dengan kesadaran beramal seseorang akan mudah untuk menggoyangkan pena dan (atau) menghentak tuts keyboaard komputer.
Third:
Menulis (juga) adalah sebuah hasil, sebuah out put atau keluaran. Menulis adalah tindakan yang ada karena tindakan sebelumnya. Menulis adalah representasi dari tindak membaca. Baik membaca secara tekstual maupun membaca secara kontekstual. Namun, tindak membaca tertentulah yang akan membuat seseorang mampu menulis, yaitu tindak membaca dengan penuh kesadaran. Kesadaran yang mewujud dalam bentuk pertanyaan demi pertanyaan. Semakin seseorang banyak membaca, semakin akan banyak bertanya dia. Dari pertanyaan itulah ia akan banyak menelusuri kemungkinan jawaban yang kemudian ia simpulkan dalam bentuk gagasan. Dan bila gagasan itu mendesaknya untuk dituangkan dengan segera, tulisanlah salah satu medianya.
Jadi, menulis adalah hal yang (relatif) mudah dilakukan oleh seseorang yang akrab dengan tindak membaca. Karena itu, menulis bisa dilakukan oleh siapa saja. Bukankah tak ada seorang pun yang tidak pernah membaca? Dan dari sekian bacaannya, tentu saja ada bacaan yang membuatnya bertanya dan menyimpulkan. Karena itu, seorang penulis akan lebih mudah menulis dari objek yang sehari-hari ia lihat dan baca. Seorang Ahmad Tohari, selalu menulis tentang alam pedesaan, religiusitas, dan pergulatan ideologi (terutama yang berhubungan dengan tragedi PKI) karena ia intens membaca ruang yang melingkupi kehidupannya. Seorang Kuntowijoyo, pada setiap karyanya selalu berhubungan dengan religiusitas, kejawaan, sejarah, dan demitologisasi karena yang intens ia baca adalah hal tersebut. Seorang Oka Rusmini, pada karya-karyanya selalu berhubungan dengan, Bali, budaya kasta, dan perempuan karena ia intens membaca hal tersebut. Begitu pun dengan penulis FLP, mayoritas pada setiap karyanya berhubungan dengan religiusitas, dakwah, benturan budaya, dan upaya pencerahan karena sesuatu yang para penulis FLP intens baca adalah hal tersebut.
Berdasar hal tersebut, seseorang akan mudah menulis bila: membaca dengan intens, menyadari ruang kehidupannya sebagai aset bacaan, menuliskan apa yang dekat dan akrab dengan kehidupannya. Percayalah, setelah tiga langkah tersebut dijalankan seseorang akan mudah menggoyangkan pena dan (atau) menghentak tuts komputer.
Fourth:
Ada beberapa hal praktis yang saya lakukan agar mudah menulis. Pertama, menemukan filosofi menulis. Menulis bagi setiap orang adalah hal yang berbeda kedudukannya. Bagi saya menulis adalah sebuah alur kehidupan yang tak bisa dihindari seperti seorang anak normal tidak bisa menghindari perkembangan kehidupannya. Ia tidak bisa menghindari untuk belajar berdiri, melangkah, berlari, berbicara, dan berinteraksi. Begitu pun dengan menulis. Seseorang yang normal, bisa membaca dan mencatat, akan mampu menulis karena memang sudah waktunya, sudah fasenya. Kedua, menemukan kata-kata, frase, kalimat, atau paragraf kunci untuk mengikat ide. Untuk itu, diperlukan kekuatan memori. Pada titik ini diperlukanlah buku harian atau notes khusus. Ketiga, menemukan waktu biologis kita. Temukan, kapan kita mampu dengan optimal menulis. Tentu saja setiap orang berbeda. Pola seorang penulis tidak bisa dipaksakan bagi penulis lainnya. Karena itu, belajar menulis dari proses kreatif orang lain hanyalah semacam stimulan bagi pencarian pola kita sendiri bukan untuk ditiru mentah-mentah. Keempat, segeralah menulis, jangan banyak bicara dan berteori lagi. Menulis, menulis, dan menulis, tanpa ragu. Temukan kenikmatan dibalik kata kerja tersebut. Wallahu’alam bishawab.
Tags: motivasi menulis


MENUJU MENULIS, MENJADI PENULIS
Oleh M. Irfan Hidayatullah (Ketua Umum FLP 2005-2009)